Indotodays.com – Pematang Siantar. Dari pantauan wartawan beberapa akhir tahun ini, pelacuran semakin merajelela di Kota Siantar, bahkan masih bisa ditemui yang masih dibawa umur. Hal itu terjadi akibat kurangnya perhatian dari Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Polisi dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpoll-PP).
Bukan hanya menguntungkan bagi para pelacur, germo yang mayoritasnya kebanyakan seorang banci pun ikut kebanjiran rezeki karena menerima uang lendir setiap harinya.
Sementara itu, dari data didapatkan, para pelacur kebanyakan berasal dari luar Kota Siantar. Yakni setelah beberapa orang terzaring razia penyakit masyarakat (pekat) yang baru-baru ini dilakukan APH.
“Tugas germo itu memelihara mereka (pelacur-red) untuk melacur setiap harinya. Jadi, germo itu lah nanti yang metik hasil dari tamu, terus germo sama pelacur bagi hasil lagi,” ucap AI, mantan germo yang sudah hijrah kepada wartawan, Sabtu (3/12/22) sore jam 16.00 WIB.
AI menceritakan, untuk tempat eksekusi, biasanya germo mengarahkan tamunya ke perhotelan, penginapan dan juga kos kostan setelah memenuhi kesepakatan harga masing-masing yang ditawarkan.
“Aku nggak berani menyebut dimana saja, tapi kebanyakan hotel-hotel besar di Siantar lah yang dipakai. Biasanya, sebelum eksekusi, ada juga tamu yang ngajak minum alkohol dulu, kek gitu lah,” katanya.
Biasanya, lanjut AI, pihak Hotel sudah melakukan kerja sama jika razia berlangsung. Tak itu saja, resepsionis perhotelan pun juga ikut andil, termasuk menawarkan jasa pelacur ke para tamu.
Untuk menyakan kapan APH menindak maraknya praktek prostitusi pelacuran yang semakin merajalela, Kapolres Siantar AKBP Fernando dikonfirmasi belum memberikan jawaban hingga berita ini di terbitkan. (Tim)