Simalungun (Sumut) – Indotodays.com
Ketua Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun, Parlindungan Sirait, desak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) CV Rapi Teknik agar berhenti beroperasi.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang terletak di Nagori Pematang Asilom, Kecamatam Gunung Malela, Kabupaten Simalungun serta dekat dengan pemukiman warga itu dinilai mencemari lingkungan hidup dan mengganggu kenyamanan warga.
“Kami mendesak agar CV Rapi Teknik hentikan kegiatan produksinya, karena telah menimbulkan polusi udara dan kebisingan dari mesin-mesin pabrik yang mengganggu kenyamanan warga, terlebih lokasi PKS juga sangat tidak layak karena berada tepat di tengah-tengah pemukiman padat penduduk,” terang Parlin.
Ia juga menambahkan, diketahui, saat produksi muncul aroma bau menyengat serta diduga limbah pabrik juga dibuang ke Sungai Bah Bolon, sehingga kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga sekitar dan orang yang melintas di daerah tersebut.
“Belum lagi muncul aroma bau menyengat saat produksi serta diduga limbah cair pabrik juga dibuang ke Sungai Bah Bolon,” imbuhnya.
Masih kata Parlin, selain hal tersebut, hasil penelusuran internal mereka, diduga juga adanya penyerobotan bantaran Sungai Bah Bolon dengan dijadikan bangunan kolam limbah.
Karenanya, Parlin mendesak CV Rapi Teknik untuk dicabut izin beroperasi dan ditutup. Ia juga berharap kepada Bupati Simalungun terpilih, Radiapoh Sinaga agar nanti dalam salah satu program kerja 100 harinya adalah menutup aktivitas produksi dan operasi CV Rapi Teknik.
“Kita berharap, kepada Bupati terpilih agar nanti dalam program kerja 100 harinya untuk menutup segala aktivitas produksi dan operasi CV Rapi Teknik,” pungkasnya saat ditemui kru media ini di Sekretariat PP Simalungun, Jumat 16 April 2021 sore.
Baca Juga : Menjelang Sahur, Lantai Dua Rumah Makan Bu Soe Hangus Terbakar
Selanjutnya ketua Sapma PP Simalungun ini mengatakan bahwa dimasa bulan Ramadhan warga sekitar pabrik CV.Rapi Tehnik pasti sangat merasa terganggu akibat aroma yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
“Kita bisa bayangkan bagaimana saudara kita warga sekitar pabrik itu disaat masa puasa ini merasa kurang nyaman akibat aroma tidak sedap dari pabrik itu pasti sangat mengganggu, sudah sepantasnya nanti pemerintah daerah kedepannya dapat mengambil sikap atas pabrik ini, jelas Parlin. (Red)